Jumat, 25 Oktober 2019

Emosional Spiritual yang Sehat | Renungan Harian Kristen

07.00 0
“Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”
Maz 34:18-19

Tahun 90-an dunia digemparkan oleh sebuah penemuan yang merubah paradigma manusia, yaitu tokoh Daniel Goleman dengan konsep Emotional Intelligent(EQ), yang berkata orang yang memiliki Kecerdasan secara emosional punya peluang keberhasilan jauh lebih besar dari sekedar kecerdasan intelegensi biasa. Pada saat itulah orang disadarkan bahwa emosi manusia merupakan sebuah faktor penting yang selama ini diabaikan.


Bagaimana dengan Alkitab? Ternyata jauh sebelum konsep EQ ditemukan, Allah telah menaruh perhatian tentang aspek ini. Bapa kita telah memperhatikan hidup kita secara utuh. DIA memberi perhatian kepada aspek emosi yang dirasakah oleh manusia. Bahkan ALLAH menjadikan emosi sebagai “jalan menunjukkan kasih dan keintiman-Nya” kepada kita. Alkitab menjelaskan pentingya kita memperhatikan kondisi emosi kita. 
Karena tanpa pengenalan dan pengelolaan emosi yang tepat, maka banyak dari kita dapat alami masalah/kegagalan dalam perjalanan iman kita. Beberapa tokoh Alkitab juga tercatat pernah alami kegagalan yang diakibatkan persoalan emosional mereka, antara lain: Musa gagal karena “marah” dan luapkan amarahnya dengan memukul batu. Simson gagal karena tidak mampu mengendalikan emosi “cintanya”. Saul gagal karena tak mampu kendalikan rasa takutnya.·

Baca Juga:



Yeremia berkali-kali menyesali panggilan Tuhan atas dirinya, karena peristiwa yang menguras emosi dirinya. Yudas menjual Yesus karena “kecewa” terhadap pengharapannya dan juga saat ia merasa“gagal” menjadi murid Yesus. Hal ini berarti gangguan emosi dapat berakibat pada gangguan rohani seseorang, demikian juga sebaliknya. 
Emosi adalah hal yang netral, respon dan cara mengungkapkannyalah yang sering menjadi sumber permasalahan. Bagaimana mengelola emosi-spiritual dengan sehat? Ada empat langkah praktis untuk kita mulai kelola emosi kita dengan baik: Recognize, kenali, akui setiap perasaan kita secara jujur. Receive by God's Perspective, menerima emosi dalam perspektif Tuhan. 
Reconciliate, mengampuni, mendamaikan jika ada perasaaan terluka/tersakiti. Release with Respect, lepaskan/ungkapkan dengan penuh rasa hormat. Bangun keintiman dengan Tuhan, dengan kekuatan Roh-Nya, Anda akan mampu mengendalikan emosi-spiritual Anda. “Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:4).


artikel : Kingsword
Read more...

Kamis, 24 Oktober 2019

Penginjilan bagi Milenial | Renungan Harian Kristen

07.00 0
“sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Kisah Para Rasul 2:47


Renungan Harian KristenBanyak orang berpikir bahwa semua yang terkait dengan generasi milenial harus selalu berhubungan dengan teknologi yang canggih. Bahkan banyak yang menghubungkan bahwa pendekatan ke generasi milenial harus pula dengan perangkat canggih. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak salah. 

Sebuah istilah yang sedang banyak dibicarakan saat ini adalah "Era Industri 4.0" di mana pilarnya adalahInternet of Things, Cloud Computing, Big Data, Advanced robotics, Mobile Technologies, Cyber securities, dan sebagainya, yang pastinya identik dengan teknologi tinggi. Namun apakah untuk penginjilan pada milenial di era industri 4.0 ini harus identik dengan teknologi tinggi? Jawabannya adalah tidak. 
Teknologi tinggi tetap hanya berfungsi sebagai media penyampai pesan, namun yang terpenting adalah isi pesan yang disampaikan dan tentu saja peran Roh Kudus.Bagaimana isi pesan penginjilan yang pas buat milenial? Sebenarnya ini pun sudah ada sejak jaman Kisah Para Rasul dan bahkan sebenarnya yang juga dilakukan Yesus ketika di bumi. 

Baca juga:
Cinta harus dikontrol ya Bro & Sista
Jangan Menyerah 

Cuma saat ini eksekusinya bisa menggunakan teknologi canggih. Isi pesan untuk milenial menggunakan kaidah AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share). Attentionberarti kita harus memberitakan Injil dengan cara yang menarik perhatian mereka. Pada gereja mula-mula, menggunakan tanda-tanda ajaib (sign and wonders), kalau saat ini milenial lebih tertarik pada tanda perubahan hidup seseorang karena percaya Kristus. Interestartinya menimbulkan ketertarikan lebih jauh dengan memepertanyakan "mengapa perubahan pada hidupmu itu bisa terjadi?" kita bisa menjawab karena pribadi Yesus.
Selanjutnya adalah Search.Dalam keingintahuan tersebut milenial akan mencari tahu jawabannya lebih dalam, dan justru mereka akan aktif menggali tentang siapa pribadi Yesus. Berikutnya adalah Action,mereka menjadi percaya Yesus dan kemudian Share,menceritakan apa yang mereka alami pada teman-temannya yang lain.Kaidah AISAS ini akan berjalan baik jika proses Attention itu kita lakukan dengan benar. Satu hal penting, milenial lebih percaya pribadi dibanding institusi.
 Mereka mau percaya bukan karena ingin jadi golongan orang Kristen, tapi karena melihat perubahan hidup orang Kristen. Mari kita menjadi pribadi yang hidupnya diubahkan terus sampai jadi serupa Kristus, sehingga lewat perubahan itu kita sesungguhnya juga sedang menjangkau sebuah generasi, yaitu ketika mereka kemudian memilih untuk menjadi percaya karena "tertarik" pada setiap perubahan dalam hidup kita. Soli Deo Gloria. 

Artikel : Kingswords
Read more...

Rabu, 23 Oktober 2019

Karya ALLAH | Renungan Harian Kristen

07.00 0
Renungan Harian Kristen

“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” Filipi 1:6.
Agostino d'Antonio, pemahat dari Florence, memandangi batuan pualam yang berdiri di hadapannya dengan putus asa. “Tak ada yang bisa kukerjakan dengan bahan mentah ini.” Pemahat-pemahat lainnya mencobanya, namun juga tidak berhasil. Tidak ada yang mampu membentuk batuan ini. 
Batuan itu tergeletak di sana selama 40 tahun, di atas sampah yang berserakan. Suatu hari Michelangelo melihat batuan ini dan ia menyadari bahwa batuan ini memiliki potensi yang besar. Lalu ia membawanya ke studionya. 

Ia mulai mengerjakannya, lalu terbentuklah sebuah karya yang akan mengguncang dunia. Batuan itu berubah menjadi patung yang disebut “David” (Daud), sebuah patung yang amat terkenal.Kuncinya bukanlah terdapat pada batuan itu, tetapi siapa yang menangani batuan itu. Di tangan Allah, hidup Anda dapat dibentuk menjadi karya yang luar biasa. 
Dia bukan saja Pencipta alam semesta, tetapi juga seorang Arsitek yang ahli dan jeli dalam membentuk hidup manusia. Dia sudah memberikan Yesus sebagai korban kepada kita.
 Dan saya yakin bahwa Dia pula akan meneruskan karya-Nya sampai gereja-Nya terbentuk menjadi mempelai wanita Kristus yang tak bercacat dan tak berkerut. Allah berkata kepada Nabi Yeremia, “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya” (Yeremia 18:4). 
Allah menyatakan bahwa Dia adalah tukang periuk itu. Ia tidak pernah bosan membentuk, membentuk, dan membentuk lagi tanah liat yang rusak. Dan tanah liat itu adalah Anda. Coba hitung berapa kali Tuhan membentuk hidup Anda, meskipun Anda rusak. Berapa kali Tuhan mencoba menambal kembali bagian-bagian yang retak dalam hidup Anda. Dan Ia tidak pernah bosan melakukannya, sebab Ia mengasihi Anda. 
Meskipun berkali-kali Anda berusaha meninggalkan-Nya, namun Ia tidak pernah letih membentuk Anda dan mengasihi Anda sampai Anda menjadi indah di pemandangan-Nya.Percayakan hidup Anda pada Pemahat di atas pemahat yaitu Allah kita. Dia akan membentuk Anda supaya Anda menjadi mulia dan menjadi kebanggaan-Nya. Tidakkah Anda rindu menjadi makhluk yang menjadi kebanggaan Allah?
Read more...

Selasa, 22 Oktober 2019

Bodoh Rohani

07.00 0
Renungan Harian Kristen

“Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.”Lukas 10:31-33 

Kita baru saja mendengar polemik tentang Salib, ada pandangan dari seorang pemuka agama (yang tidak mempercayai karya Salib) saat ditanya oleh penanya yang merasa takut berhadapan dengan Salib, ia langsung memberikan jawaban bahwa di dalam salib ada “jin kafir”, jadi ia menyarankan jangan pernah dekat-dekat Salib, seperti ambulance ber tanda salib atau Rumah Sakit bertanda Salib. Artinya dalam pandangannya seseorang bisa menjadi Kristen, karena ada jin kafir yang bisa menyihirnya atau merasukinya.


Image : https://www.kristeninfo.com
Image: Image : https://www.kristeninfo.com

Absurdkah pandangan ini? Sepertinya Ini pandangan yang absurd, namun sebenarnya sudah lumrah dan biasa, seseorang yang menganggap kelompok sendiri mulia dan men-dajjalkan kelompok yang lain. Perspektif atau prasangka yang serupa bisa terjadi juga di sebagian orang Kristen. Saya pernah tamasya ke Thailand bersama rombongan yang di dalamnya ada sekelompok pendeta Kristen, ketika kami mengunjungi istana dan kuil di Thailand ada pendeta Kristen tidak mau turun dari bus dan hanya melihat istana itu dari kejauhan, mengapa? Karena di istana itu banyak simbol agama Budha. Asumsi saya pendeta Kristen “gemetar” dan takut karena melihat simbol/patung agama Budha. Tidak hanya di situ kalau Anda perhatikan dengan seksama, sesama Kristen yang berbeda “denominasi” mereka bisa saling men-dajjalkan.

Menarik sekali kalau kita pelajari sejarah Kristen bahwa kekristenan pun awalnya dianggap sebagai aliran sesat (bidat) oleh penganut Yudaisme. Tidak heran pengikut Kristus mula-mula saat itu dikejar-kejar seperti anjing yang layak dibunuh. Lalu bagaimana dengan pandangan Anda saat ini? Siapapun kita bisa terjerumus menjadi “bodoh secara rohani“ atau “dangkal secara rohani“. Memandang orang lain sesat karena ritualnya berbeda dengan kita misalnya. Kedewasaan rohani seharusnya  ditandai dengan “Anda  mati terhadap kepentingan diri sendiri, bukan membinasakan yang lain”.

Seorang Samaria yang ritualnya dianggap bidat dan tidak bergaul dengan orang Yahudi, dinilai Yesus lebih dewasa rohani daripada seorang imam dan seorang Lewi. Orang Samaria yang baik hati ini, menolong seorang yang secara agama tidak sama bahkan memusuhinya. Mungkin Anda menganggap diri Anda paling murni dan mulia, ukuran anda secara rohani adalah orang Lewi ataupun Imam, tetapi bisa jadi Anda tidak dewasa secara rohani. Seorang Samaria yang bidat lebih dewasa secara rohani dibanding Anda. Anda bodoh rohani. (DD)


Sumber: Kingsword
Read more...

Senin, 21 Oktober 2019

Tantangan Perjuangan Bangsa Indonesia

22.43 0
Renungan Harian Kriste

“Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukum atas dirinya.” Roma 13:2 TB

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, sedangkan tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari jadinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kedua tanggal tersebut merupakan tanggal-tanggal bersejarah yang menentukan keberadaan dan kelangsungan bangsa kita hari ini. 



Ketika itu, tepatnya tanggal 5 Oktober 1945 Presiden Sukarno mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang mengubah Badan Keamanan Rakyat (BKR) menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yakni organisasi cikal bakal TNI. Sedangkan hari Kesaktian Pancasila dilatarbelakangi oleh kejadian di tanggal 30 September 1965, yaitu penculikan dan pembunuhan terhadap beberapa perwira TNI AD di Lubang Buaya, sebagai upaya Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menggantikan ideologi nasional kita, Pancasila, dengan komunisme.
Pada tahun 1945 s.d. 1966 tantangan dan dinamika perjuangan bangsa Indonesia diwarnai dengan serangan militer Belanda dan sekutunya yang berusaha menduduki kembali Indonesia, hingga berbagai pemberontakan di dalam negeri, terutama PKI yang hendak mengganti Pancasila dengan komunisme. 

Dinamika dan tantangan perjuangan bangsa kita pasca reformasi 1998 pun telah berubah. Musuh terbesar bangsa kita saat ini bukanlah agresi militer bangsa asing ataupun ideologi komunisme, melainkan bahaya sentimen suku, agama dan ras (SARA), namun yang paling terasa adalah sentimen agama.
Sebagai seorang hakim dan hamba Tuhan, saya mengajak kita untuk merenungkan pesan Rasul Paulus di Roma 13. Dalam ayat 1 secara nyata Paulus menyatakan bahwa Allah sendirilah yang menetapkan pemerintahan yang ada, termasuk pemerintah Republik Indonesia. Oleh sebab itu, segala perbuatan yang melawan pemerintahan yang sah, adalah termasuk sebagai perbuatan yang menentang ketetapan Allah sendiri (Roma 13:2). Tantangan perjuangan bangsa Indonesia jaman sekarang yang paling utama adalah melawan kelompok-kelompok radikal yang ingin memecah-belah Indonesia melalui isu SARA, terutama sentimen agama.

Sebagai warga Kerajaan Allah sekaligus warga negara Indonesia, kita harus mendukung pemerintahan Indonesia dengan cara menunjukkan kasih Kristus kepada semua orang untuk meningkatkan rasa toleransi antar umat beragama. Janganlah kita mudah terlena sehingga kita mengabaikan kewajiban kita sebagai warga negara untuk berjuang membela negara dan pemerintah kita. Mulailah dari hal yang paling sederhana yakni mentaati peraturan yang berlaku, dan menunjukkan kasih Kristus melalui kepedulian kepada orang di sekeliling kita tanpa memandang suku, agama dan ras. (YMH)

sumber : Renungan harian Kingsword
Read more...

Rabu, 03 April 2019

DEWI KEADILAN | Renungan Harian Kristen

07.00 0

“Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.”
Amsal 31:10-12

Renugan Harian Kristen

Apakah Anda tahu lambang ‘Keadilan dan Hukum’ 
(Justice and Law)? Ya, seorang Dewi yang membawa pedang terhunus ke arah bawah dan timbangan di tangan kirinya sedang matanya tertutup. Dewi ini adalah iutesia (Latin) atau Justisia yang adalah akar kata keadilan (justice dalam bahasa Inggris). Sehingga di dalam bahasa Indonesia nama Dewi ini adalah Dewi keadilan, lambang yang tak asing lagi bagi Anda yang berprofesi di bidang  hukum. 

Pertanyaannya mengapa “keadilan“ digambarkan sebagai seorang Dewi (seorang wanita)? Mungkin saja karena kebanyakan wanita lebih detail, teliti dan berhati lembut sehingga dapat lebih adil dan tidak berpihak dalam menimbang perkara, dengan jiwanya yang tenang dan damai  dapat memutuskan dengan tepat. 

Sebagai Dewi keadilan, wanita bukan dianggap bodoh tapi justru berhikmat sehingga dapat dengan tajam membedakan mana yang benar dan tidak. Inilah gambaran sempurna dari seorang wanita yang seharusnya. Dunia tanpa wanita adalah dunia tanpa keadilan dan kedamaian. Wanita seharusnya adalah penyeimbang dan penolong bagi kehidupan. 

Kedamaian dan keadilan dilambangkan dengan wanita ini artinya sumber kedamaian dan keadilan ada pada wanita, jika diibaratkan sebuah negara keadilan dan hukum adalah pertahanan di dalam negerinya, sedang tentara (TNI) lebih pertahanan fisik terhadap serangan dari luar negeri. 

Bagaimana dengan di rumah tangga? Pertahanan di dalam rumah tangga adalah wanita, wanita harus berhati tenang dan bijak. Rumah harus membawa ketenangan, penetralisir ketegangan di luar rumah, seperti kompetisi di pekerjaan dan di sekolah. Wanita yang bijak bisa berperan sebagai pembangun rumahnya, tapi yang bodoh berperan meruntuhkan rumah tangganya (Amsal 14:1). 

Apakah ada wanita yang “sebodoh“ itu mau menghancurkan rumah tangganya? Jawaban idealnya tentu tidak. Namun kenyataannya kita bisa melihat banyak kehancuran rumah tangga yang disebabkan oleh wanita. Pernahkah Anda mendengar lelucon, bahwa pria memang kepala di rumah tangga tetapi istri adalah lehernya? Sehinggga yang mengerakkan kepala adalah leher? Ya pada kenyataannya dengan cara-cara manipulatif istri sangat pandai mempengaruhi suaminya. 

Sudah seharusnya wanita/istri sebijak Dewi keadilan yaitu bukan bijak memanipulasi tetapi bijak yang adalah gabungan antara hati yang lembut, jiwa yang damai dan pikiran yang berhikmat. Sehingga wanita benar-benar berfungsi sebagai penolong, penghibur,  dan pemberi semangat. Anda setuju? (DD) 

Baca juga:

Questions :
1. Bagaimana sikap seorang istri yang baik menurut Anda ?
2. Apakah ada istri yang ideal seperti Dewi keadilan ?

Values :
Dalam tatanan Kerajaan Allah, fungsi istri adalah sebagai penolong yang sepadan, bukan pengatur suami.

Suami seharusnya menjadikan istri penolong dalam keluarga bukan pembantu rumah tangga.

Bacaan Setahun:
Ul. 4
Yoh. 21
Read more...

Selasa, 02 April 2019

KEINTIMAN DOA | Renungan Harian Kristen

22.44 0

“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”Matius 6:6


Bacaan Setahun:
Ul. 3
Mzm. 133
Yoh. 20

Doa merupakan sebuah kegiatan rohani yang berdampak luar biasa. Hal berdoa sebenarnya merupakan hubungan yang sangat pribadi antara TUHAN dengan manusia. Namun tak semua orang melakukan doa seperti yang diajarkan oleh Yesus. 

foto: www.christianitytoday.com


Ada banyak orang berdoa dengan cara mereka masing-masing.  Yesus mengajarkan bahwa ketika kita berdoa hendaknya kita masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada BAPA yang mengetahui banyak rahasia. Ini artinya doa adalah hubungan yang karib dan intim antara TUHAN dan manusia. Doa juga membicarakan hal-hal rahasia yang mana hanya TUHAN dan orang yang berdoa saja yang mengetahui isi doa tersebut.Tentu saja yang dimaksudkan Yesus adalah doa pribadi, bukan doa korporat.

Doa pribadi adalah hubungan antara TUHAN dan pribadi orang yang berdoa. Sedangkan doa korporat adalah hubungan antara TUHAN dan sekelompok pribadi yang berdoa. Yesus juga mengajar bahwa saat kita berdoa di tempat rahasia, BAPA yang mengetahui banyak rahasia akan menyingkapkan rahasia. Jadi hal berdoa merupakan hubungan pribadi dan intim antara TUHAN dengan manusia di tempat rahasia. 

Sudahkah kita memiliki waktu khusus setiap hari untuk berdoa?Keintiman terjadi karena beberapa hal.

Pertama, karena pengenalan, bukan pengetahuan. Keintiman yang kita bangun dengan TUHAN bukan sekedar pengetahuan. Memang kita perlu memiliki pengetahuan, namun pengenalan adalah lebih karib dan intim daripada sekedar pengetahuan.

Kedua, karena kedekatan, bukan cinta sesaat. Kita tak bisa hanya sekedar cinta ‘monyet’ dengan TUHAN. Pengalaman cinta TUHAN seharusnya terjadi terus menerus. Keakraban dan keintiman adalah hasil kedekatan kita dengan TUHAN. 

Ketiga, karena saling percaya, bukan pelarian. TUHAN bukanlah tempat pelarian kita, sekalipun lebih baik lari kepada TUHAN daripada kepada hal-hal berdosa. Keakraban dan keintiman terjadi bukan karena pelarian dari masalah, namun karena hidup percaya kepada TUHAN. 

Keempat, karena kerahasiaan, bukan dipertontonkan. Keakraban dan keintiman dengan TUHAN bukan untuk dipertontonkan, walau sekalipun kita sembunyikan namun dampak hubungan yang intim dan karib dengan TUHAN akan nampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita akan semakin mirip dengan siapa kita biasa bergaul setiap hari. Jika kita bergaul karib dan intim dengan TUHAN, maka karakter kita akan semakin mirip dengan TUHAN. (DW)

Baca juga:


Questions :
1. Apa yang dimaksud dengan doa di tempat rahasia?
2. Apa yang akan terjadi jika kita mempunyai hubungan intim dengan Tuhan melalui doa?

Values :
Seorang warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau dibentuk karakternya lewat keintiman doa.

Saat dunia mempertontonkan keintiman semu, kita membangun keintiman di tempat rahasia dengan Pemilik alam semesta.

Sumber : kingsword


Jika Anda ingin membagikan Renungan, artikel atau kesaksian untuk di bagikan dan menjadi berkat bagi Orang lain, silahkan kirimi via email : renunganinspirasikristiani@gmail.com


TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Read more...

Sabtu, 30 Maret 2019

Jangan Menyerah | Renungan harian Kristen

07.00 0

Jangan Menyerah! 

Ayat Bacaan :Kisah Para Rasul 16: 19-40 

Dalam sebuah konseling, dengan hati hancur Tara menceritakan kondisi keluarganya pada konselor. Tara berasal dari keluarga broken home. Selain pemabuk, ayah Tara gemar sekali menghambur-hamburkan uang di meja judi. Nggak hanya sekali Tara mengingatkan ayahnya untuk berubah, namun semuanya berakhir dengan pertengkaran yang menyakitkan. Sedihnya lagi, Rio, adik semata wayangnya turut mengikuti jejak ayahnya. Ia terlibat pergaulan bebas, dan pernah di DO dari sekolah karena kasus narkoba. Bagi Tara, rumah tak ubahnya sebuah miniatur neraka dunia. “Hati saya hancur, pak. Kalau saya tidak mengenal Yesus, entah apa jadinya saya ini? Padahal saya amat merindukan ayah dan adik saya bertobat, agar mereka juga turut merasakan keselamatan…!” ujar Tara lirih.






Baca juga: Krisis Pede

Sahabat, sebagai anak-anak Tuhan, adalah kerinduan kita agar setiap orang yang kita kasihi, termsuk seluruh angota keluarga kita beroleh keselamatan lewat iman kepada Yesus Kristus. Namun seperti dialami Tara, kadang kerinduan itu terhalang oleh dinding raksasa yang seolah amat sulit kita hancurkan. Tiap hari kita berdoa demi pertobatan ayah, ibu atau saudara kita, tapi pertobatan itu tak kunjung tiba. Bahkan kian hari keadaan justru bertambah buruk. Celakanya, iman kita pun turut meredup. “Aku sudah capek. Sekarang, biarlah masalah itu menjadi urusan mereka dengan Tuhan”.


Baca juga: Jangan Dirobohkan!

Menyerah? Jangan dulu dong! Hari ini, bila kita merindukan agar jiwa-jiwa anggota keluarga kita dimenangkan, nyalakan kembali api imanmu! Tuhan menempatkanmu di tengah-tengah keluarga bukan tanpa maksud. Bukankah Sodom dan Gomora tidak akan dihancurkan Tuhan, jika saja di sana ada beberapa jiwa yang mencintai Tuhan?


Baca juga: Sedia Payung Sebelum Hujan

Nah, di keluarga, kitalah jiwa itu! Karenanya, bersabarlah, jangan mudah menyerah dengan keadaaan! Perjuangan iamanmu pasti menghasikan buah yang manis, buah kemenangan. Bukankah Yesus berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, sengkau dan seisi rumahmu”. So, percayalah! 

NEVER GIVE UP!


Sumber : renunganhariankristen.com

Read more...

Jumat, 29 Maret 2019

JESUS WAY | renungan kristen 2019

23.08 0

JESUS WAY

“Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”Lukas 9:23 

Bacaan Setahun:
Ul. 1
Yoh. 18

renungan kristen 2019

Mahatma Gandi, tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip dari Khotbah di Bukit di Matius 5-7. Seorang misionaris E. Stanley Jones bertemu dengan Gandhi bertanya,"Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya? Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda. Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini," katanya lagi. 


Baca juga : Memahami dan Menghidupi

Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan kekristenan dan ia mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan untuk menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja untuk dikunjungi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Di pagi minggu saat ia mau melangkah masuk ke gereja, seorang penerima tamu menghalangi langkahnya. "Mau ke mana kamu orang kafir?", tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh. Gandhi menjawab: "Saya ingin mengikuti ibadah di sini." Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata: "Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!" Suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang seharusnya mewakili Kristus menghentikan langkah seorang Gandhi untuk mempertimbangkan kekristenan bagi dirinya.


Baca juga: Lidah seorang Guru 
Pengalaman Gandhi bertemu dengan orang Kristen dan pengajaran Yesus di Alkitab sangat berbeda, mungkin juga bisa menjadi pengalaman beberapa orang hari ini yang bertemu dengan kita, mereka kecewa, karena mereka tidak melihat apa yang Yesus ajarkan. Perkataan Gandhi “jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini“ perlu kita renungkan. 



Baca juga: Arti Hidup Orang Percaya - Kisah Semut dan Lalat

Sudahkah tindakan dan perkataan kita merefleksikan tindakan Kristus? Seandainya Kristus menghadapi keadaan seperti yang kita hadapi, bisakah kita membayangkan apa yang Yesus akan lakukan? Apakah kita sudah “mengkorting” apa yang seharusnya Yesus lalukan? Atau malah kita melakukan hal bertolak belakang sama sekali dari apa yang seharusnya Yesus lakukan? Yakobus mendifinisikan berbuat dosa bukan hanya kalau kita melakukan kejahatan, tetapi jika kita tahu bagaimana seharusnya kita berbuat baik tetapi kita tidak melakukan kita sudah berbuat dosa (Yakobus 4:17). Bagaimana menurut Anda? 

Questions :
1. Apakah Anda merasa tertempelak dengan pernyataan Gandhi?
2. Menurut Anda apa yang seharusnya orang Kristen lakukan?

Values :
Kriteria warga Kerajaan bukan orang yang mengaku dirinya pengikut Kristus, tetapi yang percaya kepadanya dan melakukan apa yang difirmankan-Nya.

Banyak orang yang ingin masuk Sorga tanpa mau menyangkal diri dan memikul salibnya.


sumber: kingsword 
Read more...