“Juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus".
1 Tesalonika 2:6
Kata 'pelayanan' tidaklah asing di telinga setiap orang Kristen, bahkan hampir semua anak Tuhan kini sudah terlibat dalam pelayanan, tidak hanya melayani di gereja dimana mereka berjemaat, maupun di luar gereja. Ada juga yang sudah melangkah keluar menjangkau jiwa-jiwa yang tinggal didaerah-daerah; di desa terpencil, di lereng pegunungan atau pedalaman. Pertanyaannya : ”Apa yang menjadi motivasi kita sehingga kita rela berjerih lelah untuk pekerjaan Tuhan?”.
Apakah karena ambisi pribadi, atau tendensi mencari pujian, atau mencari hormat dan popularitas, atau bahkan untuk mencari keuntungan diri sendiri? Melalui renungan ini kita juga diingatkan tentang motivasi pelayanan kita, apakah pelayanan kita ini hanya sebatas aktivitas rohani atau rutinitas belaka. Melalui suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus menegaskan keberadaannya dalam melayani Tuhan.
Ia menekankan kembali perihal motivasinya dalam melayani, ”.... karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita (1 Tesalonika 2:4).
Jangan sampai kita melayani Tuhan hanya karena sungkan dengan Bapak Gembala, atau hanya untuk menyenangkan manusia, sehingga kita selalu bermulut manis atau berkata yang muluk-muluk.
Apa yang dikatakan Paulus? ”... kami tidak pernah bermulut manis, hal itu kamu ketahui dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi, Allah adalah saksi” (1 Tesalonika 2:5). Hal ini jelas menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki motivasi yang tulus dalam melayani; tidak mempunyai maksud yang tidak murni, tidak ada tipu daya, bukan untuk mencari keuntungan dan kekayaan pribadi, bukan untuk menyukakan manusia tetapi semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan.
Mari berhati-hatilah dalam pelayanan, jangan sampai kita menyampaikan kebenaran Injil tetapi kita memiliki motivasi atau ambisi yang tidak benar, ”Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia” (Kisah Rasul 24:16).
Berapa banyak hamba Tuhan yang melayani tetapi motivasinya adalah mencari kekayaan untuk diri sendiri, mereka menggerogoti gereja demi untuk keuntungan diri sendiri.
Katanya sebagai ”full timer” (melayani sepenuh waktu), tetapi yang terjadi adalah mereka mengambil uang gereja dengan alasan bayar kontrak, uang transport, persembahan kasih (PK) yang besarnya diatur seenak mereka sendiri, karena mereka sedang berkuasa di gereja tersebut. Dipercaya Tuhan untuk dapat melayaniNya adalah anugerah, maka segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja, Amin. (AU)
Sumber: Kingsword
1 Tesalonika 2:6
Kata 'pelayanan' tidaklah asing di telinga setiap orang Kristen, bahkan hampir semua anak Tuhan kini sudah terlibat dalam pelayanan, tidak hanya melayani di gereja dimana mereka berjemaat, maupun di luar gereja. Ada juga yang sudah melangkah keluar menjangkau jiwa-jiwa yang tinggal didaerah-daerah; di desa terpencil, di lereng pegunungan atau pedalaman. Pertanyaannya : ”Apa yang menjadi motivasi kita sehingga kita rela berjerih lelah untuk pekerjaan Tuhan?”.
Apakah karena ambisi pribadi, atau tendensi mencari pujian, atau mencari hormat dan popularitas, atau bahkan untuk mencari keuntungan diri sendiri? Melalui renungan ini kita juga diingatkan tentang motivasi pelayanan kita, apakah pelayanan kita ini hanya sebatas aktivitas rohani atau rutinitas belaka. Melalui suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus menegaskan keberadaannya dalam melayani Tuhan.
Ia menekankan kembali perihal motivasinya dalam melayani, ”.... karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita (1 Tesalonika 2:4).
Jangan sampai kita melayani Tuhan hanya karena sungkan dengan Bapak Gembala, atau hanya untuk menyenangkan manusia, sehingga kita selalu bermulut manis atau berkata yang muluk-muluk.
Apa yang dikatakan Paulus? ”... kami tidak pernah bermulut manis, hal itu kamu ketahui dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi, Allah adalah saksi” (1 Tesalonika 2:5). Hal ini jelas menunjukkan bahwa Rasul Paulus memiliki motivasi yang tulus dalam melayani; tidak mempunyai maksud yang tidak murni, tidak ada tipu daya, bukan untuk mencari keuntungan dan kekayaan pribadi, bukan untuk menyukakan manusia tetapi semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan.
Mari berhati-hatilah dalam pelayanan, jangan sampai kita menyampaikan kebenaran Injil tetapi kita memiliki motivasi atau ambisi yang tidak benar, ”Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia” (Kisah Rasul 24:16).
Berapa banyak hamba Tuhan yang melayani tetapi motivasinya adalah mencari kekayaan untuk diri sendiri, mereka menggerogoti gereja demi untuk keuntungan diri sendiri.
Katanya sebagai ”full timer” (melayani sepenuh waktu), tetapi yang terjadi adalah mereka mengambil uang gereja dengan alasan bayar kontrak, uang transport, persembahan kasih (PK) yang besarnya diatur seenak mereka sendiri, karena mereka sedang berkuasa di gereja tersebut. Dipercaya Tuhan untuk dapat melayaniNya adalah anugerah, maka segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja, Amin. (AU)
Sumber: Kingsword
Tidak ada komentar:
Posting Komentar