Minggu, 20 November 2011

7 Senjata Ampuh Untuk Menghadapi Berbagai Masalah

15.42 0
Seorang prajurit tidak akan sembarangan dalam mempersiapkan dirinya untuk bertempur. Dia akan memperlengkapi dirinya dengan berbagai persenjataan sebelum maju berperang. Mulai dari pakaian perang (baju zirah), sepatu prajurit, helm prajurit, pedang dan perisai.




“Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” Efesus 6:13


Semua perlengkapan yang digunakan mempunyai tujuan yaitu untuk melindungi dirinya sendiri dari serangan musuh, memberi kekuatan ekstra dalam menghadapi serangan musuh dan juga sebagai senjata untuk menghancurkan musuh.


Tanpa perlengkapan perang yang memadai, maka sang prajurit akan dengan mudah dikalahkan oleh musuh, karena musuh tentunya tidak akan memberi ampun kepadanya dan menyerang dengan bertubi-tubi.

Saat ini kita tidak lagi bertempur seperti jaman dahulu. Peperangan kita bukanlah melawan manusia lagi, tetapi perbuatan si jahat/iblis yang senantiasa mengganggu dan ingin menghancurkan kehidupan kita.



“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Efesus 6:12

Walau begitu, kita juga memerlukan perlengkapan yang tepat untuk berperang melawan segala perbuatan dan tipu muslihat si iblis. Berbagai cara akan digunakan si iblis untuk menghancurkan kehidupan kita, baik itu melalui masalah di dalam hubungan orang tua dan anak, masalah dalam hubungan rumah tangga, masalah keuangan, masalah dengan atasan, bawahan maupun rekan sekantor, masalah kesehatan, dan masih banyak lagi masalah yang akan datang dalam kehidupan kita.

Si iblis akan berusaha mencuri damai sejahtera kita dan akan menghancurkan kehidupan kita, sehingga kita akan melepaskan kepercayaan kita dan menyerah kepada keadaan bahkan mencari jalan keluar melalui cara-cara yang tidak berkenan kepada Tuhan.

“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis” Efesus 6:10-11

Kita harus tetap kuat dalam berbagai keadaan yang kita alami dan berdiri teguh dengan menggunakan perlengkapan senjata Allah.

Berikut ini beberapa perlengkapan yang dapat kita gunakan untuk melawan musuh:

1. Ikat pinggang kebenaran

Nyatakan kebenaran dalam setiap hal yang kita jalani. Nyatakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak. Jangan mau berkompromi dengan dosa. Miliki integritas dalam diri kita dan berani untuk menegakkan kebenaran dalam kehidupan yang kita jalani.

2. Baju zirah keadilan

Bersikaplah adil terhadap sesama kita, jangan memandang muka dalam setiap perbuatan kita. Ingalah bahwa Tuhan tidak pernah memandang muka dan memilih-milih atas kehidupan kita. Nyatakanlah kasih kepada semua orang.

3. Kasut kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera

Jadilah saksi dan teladan dalam kehidupan kita. Beritakanlah kabar baik melalui setiap tingkah dan laku kita. Sebarkanlah berita damai sejahtera bagi semua orang, sehingga mereka juga mengenal kasih Kristus.

4. Perisai iman

Jangan takut dan kuatir, gunakan iman kita untuk menangkis semua perasaan dan prasangka buruk. Perisai iman merupakan perlindungan kita terhadap setiap serangan si iblis. Setiap kali si iblis mempengaruhi pikiran kita dengan pikiran-pikiran negatif (panah-panah api), tangkislah dengan perisai iman. Percayalah bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara. Tolak setiap pikiran negatif yang muncul dalam pikiran kita.

5. Ketopong keselamatan


Kristus menjadi dasar keselamatan hidup kita. Jangan lepaskan kepercayaan kita kepada Kristus, biarlah Dia yang menjadi pusat kehidupan kita. Biarlah Kristus yang senantiasa menaungi hidup kita, sehingga Dia akan melindungi kita di manapun kita berada.

6. Pedang Roh

Firman Tuhan merupakan senjata yang paling ampuh untuk menghancurkan musuh. FirmanNya sangat tajam bagai pedang bermata dua. Gunakan selalu pedang Roh yang sudah Tuhan sediakan bagi kita, yaitu Firman Tuhan, untuk melawan si jahat. Jangan lepaskan pedang Roh dari genggaman hidup kita. Bawa selalu Firman Tuhan, agar kita dapat menghancurkan si jahat kapan saja.

7. Berdoa dan berjaga-jaga


Doa merupakan nafas kehidupan kita. Doa juga merupakan komunikasi kita kepada Tuhan. Jangan pernah hidup tanpa berdoa. Jangan pernah melangkah tanpa berdoa. Berdoalah senantiasa, agar Tuhan senantiasa memberikan tuntunanNya bagi hidup kita. Melalui doa, kita akan menjadi semakin peka akan suara Tuhan. Dia akan menjagai kehidupan kita.

Bagai prajurit yang dengan yakin maju ke medan pertempuran oleh karena dia telah siap dengan segala perlengkapannya, maka kita akan dengan yakin maju menghadapi berbagai masalah kehidupan yang ada, karena kita telah menggunakan perlengkapan senjata Allah.

Dengan senjata-senjata yang telah diberikan bagi kita, maka kita dapat menghancurkan setiap pekerjaan si jahat yang ingin mengganggu kehidupan kita.

Raihlah kemenangan bersama dengan Yesus. Bersama Yesus kita lakukan perkara besar. Haleluya!
Read more...

Jumat, 04 November 2011

Pujian Bagi Tuhan Bawa Kita Pada Kemenangan

20.26 0

“Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.

Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.” Mazmur 40:4





Bacaan Alkitab : 2 Tawarikh 20:19-22
(19) Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.


(20) Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!”

(21) Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”

(22) Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.

Banyak orang tidak mengerti akan arti dari memuji Tuhan. Arti dari pujian kepada Tuhan adalah suatu penghormatan yang sangat besar yang ditujukan kepada Allah. Dalam bacaan Alkitab di atas di ceritakan tentang Raja Yosafat dan bangsanya yang sedang menghadapi musuh yang tidak dapat mereka atasi, musuh bertekad untuk menghancurkan mereka. Pada saat mereka ketakutan Allah meyakinkan mereka dengan mengatakan melalui nabinya :

2 Tawarikh 20:15-17 “dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel.

Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.”

Saya percaya bahwa pada saat Yosafat mendengar hal itu, semua beban yang teramat berat yang ditaruh di pundak Yosafat terlepas begitu saja. Seketika hilanglah segala pusing kepala yang dideritanya beberapa hari terakhir ini karena tidak dapat tidur. Maka dengan segera berlututlah raja Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya. Serasa air sejuk dari surga yang membasahi bumi, hilanglah seluruh ketegangan bangsa Yehuda.

Perhatikan betapa orang-orang Yehuda sangat percaya kepada Tuhan, mereka memegang apa yang Tuhan janjikan kepada mereka. Oleh sebab itu secara spontan orang-orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah, yang terkenal sebagai penyanyi dan pemusik diantara bangsa itu, bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring buat kemenangan yang dijanjikan kepada mereka, dan yang pasti kemenangan itu datang.

Ketika Raja Daud memimpin prosesi membawa tabut perjanjian ke Yerusalem, ia memuji Allah dengan segenap kekuatannya.

Dikatakan dalam Mazmur 22:4 “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.“

Sungguh pujian Daud sangat berkenan kepada Allah, sehingga Allah hadir di dalam kerajaannya dan memberinya kemenangan terhadap setiap peperangan melawan musuh-musuhnya. Lewat pujian Allah membawa Daud kepada kemenangan, dan membuat setiap orang menjadi takut dan percaya pada Allah.

Anda seharusnya memiliki sukacita ketika Anda mengetahui bahwa Allah yang Anda sembah itu mempunyai janji yang selalu di genapi! Ketika Anda takut dan cemas, Dia katakan dalam Yesaya 41:10, “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”


Ketika Anda dalam peperangan Allah mengatakan dalam Keluaran 14:14, “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”

Ketika Anda kuatir akan masa depan, Allah akan menjamin masa depan Anda ketika Anda masuk dalam rancanganNya, Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Ketika Anda menderita sakit, Yeremia 33:6, “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.”

Mari mulai Anda percaya dan fokus terhadap jaminan yang Allah sediakan untuk Anda yaitu kemenangan. Anda memiliki masalah ataupun tidak, mari mulai memuji Tuhan dengan lagu di dalam hati Anda, jangan pernah fokus pada keadaan Anda saat ini. Raih kemenangan yang Allah siapkan setiap hari dengan menghadirkan Allah di dalam hidup kita.

Mazmur 150:6 “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN ! Haleluya!”


Read more...

Mensyukuri Karya Yang Luar Biasa Dalam Hidup Kita

20.21 0

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Mazmur 139:13-16


Akhir-akhir ini banyak sekali kita dengar berita-berita yang berkaitan dengan aborsi. Berbagai media memberitakan praktek-praktek aborsi yang terjadi di berbagai tempat. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia-pun praktek aborsi semakin menjadi.

Read more...

Berjalan Dalam Kebenaran

20.19 0

“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” Mazmur 119:9


Perkembangan jaman dan kemajuan teknologi pada saat ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap pertumbuhan anak muda. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak muda senantiasa mengikuti perkembangan mode dan tren terbaru, dan berusaha untuk bisa menjadi pusat perhatian dari lingkungannya. Anak-anak muda akan berusaha agar dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya, sehingga apapun yang teman-temannya sedang lakukan akan mereka ikuti.

Read more...

Berani Tampil Beda

20.17 0

“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 2 Timotius 2:22


Dalam perkembangan jaman yang semakin cepat di era globalisasi saat ini membuat anak-anak muda berusaha tampil dengan mengikuti tren yang sedang berkembang. Kecenderungan anak-anak muda adalah berusaha untuk bisa mendapat pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Mereka berusaha agar dapat diterima dalam lingkungan pergaulannya yaitu dengan cara mengikuti tren yang ada saat ini. Jika mereka tidak mengikuti tren yang sedang berkembang, maka mereka akan dianggap ketinggalan jaman dan kurang pergaulan.

Banyak hal yang bisa dianggap tren bagi anak muda, mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, cara berdandan/bergaya, gaya hidup, tempat jalan-jalan, tempat hiburan, tempat berbelanja, barang-barang mewah, musik, film, teknologi gadget, internet, bahkan sampai kepada kebiasaan buruk yaitu merokok hingga kepada dunia gemerlap (kehidupan malam).
Read more...

Harmoni Dalam Pernikahan: Perhiasaan Yang Kekal 2

20.15 0

“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” 1 Petrus 3:4

Dari renungan sebelumnya (Harmoni dalam Pernikahan 1) telah kita pelajari mengenai kunci untuk meraih harmoni dalam pernikahan yaitu dengan menjaga komunikasi dan keterbukaan satu sama lain. Selain itu perlu adanya upaya dari suami maupun isteri untuk dapat meraih keharmonisan dalam pernikahan.

Usaha yang berkesinambungan perlu dijaga agar keharmonisan dapat diraih tidak hanya untuk jangka pendek saja, melainkan untuk jangka panjang, karena pernikahan adalah untuk seumur hidup.
*courtesy of PelitaHidup.com
Mari kita lihat apa yang Firman Tuhan katakan bagi suami dan isteri berikut ini.

1. Isteri
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. ” 1 Pet 3:1-2

Tuhan telah menetapkan seorang wanita menjadi isteri dari seorang pria untuk menjadi penolong bagi suaminya. Sedangkan suami ditetapkan oleh Tuhan sebagai kepala rumah tangga. Otoritas dari Tuhan turun melalui suami hingga kepada seluruh keluarganya.

Oleh karena itu Tuhan menetapkan juga bahwa isteri harus tunduk kepada suami. Hal ini akan menjadi mudah jika karakter dari sang suami sudah terbentuk menjadi pribadi yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Tetapi ada sebagian isteri yang masih menghadapi suami mereka yang masih memiliki karakter yang keras dan bahkan tidak menghargai isterinya. Bukan hal yang mudah bagi seorang isteri yang selalu dimarahi, mungkin juga hingga mengalami kekerasan fisik; untuk menerima keadaannya dan tetap tunduk kepada suaminya serta tetap setia menjadi penolong bagi suaminya bahkan hingga akhir hidupnya. Tahun-tahun yang dilalui dengan berbagai penderitaan merupakan suatu ujian bagi para isteri.

Firman Tuhan senantiasa mengingatkan kita bahwa tidak ada segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita yang tanpa sepengetahuan Tuhan. Se-negatif apapun sikap suami terhadap isteri, sebagai seorang isteri yang sudah mengenal Tuhan harus memegang teguh apa yang telah diperintahkan Tuhan.

Dengan tunduk kepada suami, tetap mengasihi dia dalam segala keadaan, tetap sabar dalam kesesakan, tetap percaya dan berdoa kepada Yesus, maka sang isteri akan melihat karya Tuhan yang bekerja dalam diri sang suami (1 Pet 3:1-2).

Karakter lemah lembut dan penuh penundukkan diri dari seorang isteri akan membuat suami yang sebelumnya memiliki karakter yang keras, akan berubah. Kasih akan mengalir lewat sang isteri dan menjamah hati suami. Suami akan dimenangkan melalui perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tidak ada hati yang terlalu keras untuk dapat dilembutkan oleh aliran kasih Yesus.

2. Suami

“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. ” 1 Pet 3:7

Suami memiliki tanggung jawab yang besar atas keluarganya, baik isteri maupun anak-anaknya. Suami merupakan gambaran Kristus dan isteri merupakan gambaran dari umat Tuhan. Suami harus bisa menjadi pribadi yang senantiasa mengasihi, menjaga, melindungi, mencukupi, merawat, menemani, menghibur, dan memotivasi isterinya, kapanpun dan dimanapun diperlukan. Ini merupakan tugas yang sangat berat bagi suami. Kecenderungan akan mengejar karir dalam pekerjaan maupun harta kekayaan dapat membuat suami tidak dapat sepenuhnya mengasihi isterinya.

“Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” Ef 5:33

Mengasihi isteri bukanlah berarti hanya mencukupi segala kebutuhannya dengan materi bahkan memberikan segala kemewahan yang ada di dunia ini, tetapi lebih kepada sikap suami terhadap isteri.

Firman Tuhan mengatakan bahwa suami harus mengasihi isterinya seperti dirinya sendiri. Pertanyaan ini perlu diajukan kepada diri para suami: “Apa yang akan Anda lakukan demi kebutuhan, keperluan, keinginan/kemauan diri Anda sendiri?” Jawaban atas pertanyaan tersebut harus juga dilakukan oleh para suami untuk isterinya.

Kunci utama bagi suami untuk dapat mengasihi isteri seperti mengasihi diri sendiri adalah denganmelepaskan harga diri atau yang sering disebut dengan ego.

Isteri bukanlah sebagai pelengkap kehidupan, melainkan teman pewaris dari kasih karunia. Jika Firman Tuhan katakan “Teman Pewaris”, artinya adalah bahwa isteri mempunyai hak yang sama dengan hak yang dimiliki oleh suami.

Lepaskan segala keinginan untuk merasa lebih tahu, merasa lebih pintar, merasa selalu benar, merasa tidak pernah salah, merasa lebih hebat dan lain sebagainya. Berikan perhatian khusus bagi isteri sehingga mereka dapat merasa bahwa mereka adalah seorang pribadi yang memiliki arti yang spesial bagi hidup suaminya. Hargai setiap pendapat isteri, dengarkan nasehat yang diberikan isteri dan perhatikan apa yang dikatakan oleh isteri. Dan dengan demikian sikap suami terhadap isterinya tidak akan menjadi penghalang bagi doa yang dinaikkan.

Pada akhirnya, kasih Kristus harus menjadi pengikat bagi suami dan isteri. Jangan jadikan hal lain sebagai pengikat atau pemersatu bagi rumah tangga.

Ada beberapa pasangan yang bisa dikatakan terlalu berlebih memberi perhatian kepada anak-anak mereka, sehingga tanpa sadar kasih kepada pasangannya mulai meluntur. Hal ini akan membawa dampak yang negatif ketika anak-anak tumbuh menjadi dewasa hingga menikah dan meninggalkan orang tua mereka. Banyak pasangan yang retak pada titik ini, oleh karena mereka menjadi anak-anak mereka sebagai pemersatu Sehingga pada saat anak-anak mulai membangun rumah tangga mereka sendiri, tidak ada lagi yang dapat mengikat rumah tangga mereka.

Kasih Yesus merupakan tali pemersatu yang begitu kuat. Tidak ada satupun yang dapat melepaskan ikatan tali kasihNya dalam rumah tangga. Pasangan suami-isteri yang menjadikan kasih Yesus sebagi pengikat akan merasakan kasih sayang di antara mereka semakin bertambah hari demi hari bahkan terus bertambah hingga pada masa tuanya.

“Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. ” Yud 1:21

Read more...

Harmoni Dalam Pernikahan: Perhiasaan Yang Kekal 1

20.09 0
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. ” Matius 19:5

Memasuki pernikahan merupakan idaman bagi hampir semua manusia. Dikatakan hampir semua, karena ada sebagian kecil orang yang memang mempunyai karunia untuk hidup single seperti Rasul Paulus. Setiap orang berusaha mencari pasangannya masing-masing, membina hubungan dan saling mengenal satu sama lain, hingga pada akhirnya masuk ke jenjang pernikahan.

Membina suatu pernikahan yang indah dan harmoni merupakan idaman bagi setiap pasangan yang akan memasuki jenjang pernikahan. Apa yang ada dalam bayangan calon pengantin umumnya adalah semua hal yang indah-indah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tetapi ketika pernikahan telah disahkan dan sepasang pengantin baru mulai menjalani pernikahan mereka, maka mulailah timbul hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Masalah demi masalah pasti akan timbul dalam suatu pernikahan, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang besar. Dan seringkali suatu pertengkaran timbul disebabkan oleh masalah yang sepele, seperti menaruh barang tidak sesuai dengan keinginan sang suami atau isteri, cara menggosok gigi yang berbeda, cara tidur yang mengganggu, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masing-masing yang bisa memicu pertengkaran.

Tahun-tahun pertama, lima tahun pertama atau bahkan sepuluh tahun pertama dari suatu pernikahan bukanlah masa-masa yang mudah. Belum lagi ditambah omongan dari keluarga pasangan yang tidak menyenangkan, maka akan semakin memperumit keadaan. Kondisi pekerjaan yang kurang baik maupun kondisi keuangan yang juga kurang baik akan semakin memicu pertengkaran dalam suatu rumah tangga. Cara mendidik anak bisa juga menimbulkan perbedaaan pendapat yang juga mempunyai kemungkinan akan suatu pertengkaran dalam rumah tangga. Dan masih banyak lagi deretan kejadian-kejadian yang mempunyai potensi untuk menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga. Tidak jarang juga pertengkaran demi pertengkaran terus menumpuk tanpa penyelesaian yang berarti, hingga pada akhirnya memicu kata perceraian dalam rumah tangga yang baru dibina.


Penyebab dari semuanya itu sebenarnya sangat dipengaruhi oleh satu faktor, yaitu perbedaan latar belakang. Bukan suatu hal yang mudah untuk menyatukan dua latar belakang yang berbeda dalam satu rumah tangga. Sekian puluh tahun, mungkin 20 tahun, 30 tahun atau 40 tahun, seseorang telah hidup dalam suatu kebiasaan, kemudian harus hidup menyatu dengan pribadi lain yang juga mempunyai kebiasaannya sendiri selama puluhan tahun juga. Karakter yang keras akan lebih sulit untuk beradaptasi dengan kebiasaan pasangan yang berbeda. Bahkan ada yang telah puluhan tahun menjalani pernikahan tetapi mereka masih belum mempunyai cara untuk mencari jalan keluar jika terjadi pertengkaran.

Masalah-masalah yang terjadi dalam rumah tangga tidak dapat diselesaikan jika masing-masing mempertahankan pendapatnya. Harus ada pihak yang mengalah. Bahkan kedua pihak harus mengalah. Masalah yang terjadi dalam rumah tangga adalah salah satu cara yang Tuhan ijinkan untuk dapat memproses kehidupan masing-masing pribadi. Karakter masing-masing akan dibentuk dan diubahkan dari yang keras hingga menjadi lemah lembut. Dari yang suka marah diubahkan menjadi suka mengalah. Dari yang suka berteriak diubah menjadi ramah. Dari yang suka memukul diubah menjadi penyayang. Dari yang tidak peduli diubah menjadi peduli dan penuh perhatian. Dari yang suka mengomel diubah menjadi suka memuji.

Perlu diingat bahwa pertengkaran bukanlah suatu alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa kita tidak cocok dengan pasangan kita, sehingga memutuskan untuk bercerai. Tuhan sendiri mengatakan bahwa Dia membenci perceraian (Mal 2:16). Tidak ada kata bercerai dalam “kamus” pengikut Kristus.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Mat 19:5-6

Kunci untuk meraih harmoni dalam pernikahan adalah dengan menjaga komunikasi dan keterbukaan satu sama lain.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ambil waktu untuk mengobrol dengan pasangan kita. Bicarakan apa yang memang perlu dibahas, tentunya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran. Ceritakan apa yang telah dialami selama satu hari yang telah dijalani, entah pekerjaan di kantor, atau pekerjaan di rumah bagi isteri yang tidak bekerja. Ceritakan ide-ide yang muncul di pikiran kita dan juga rencana-rencana bagi masa depan keluarga. Bahas rencana keuangan rumah tangga, baik pemasukan maupun pengeluaran. Perlu diingat bahwa ketika kita memasuki pernikahan, Firman Tuhan mengatakan bahwa suami isteri adalah satu. Dengan demikian, tidak ada yang namanya sebagian harta ini milik suami, sebagian harta ini milik isteri. Uang dan harta kekayaan yang ada adalah milik bersama dan dikelola secara bersama-sama juga. Suami isteri bertanggung jawab secara bersama-sama atas apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka, baik keuangan, anak-anak dan lain-lainnya.

Usahakan keterbukaan dalam setiap keadaan. Jangan simpan rahasia di belakang pasangan. Keterbukaan adalah pintu menuju keharmonisan. Tidak perlu takut mengungkapkan sesuatu yang salah karena kejujuran jauh lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang ditutup-tutupi.

Pada akhirnya, usaha dari kedua belah pihak baik suami maupun isteri sangat diperlukan untuk meraih keharmonisan dalam keluarga. Tidak perlu menunggu pasangan kita yang memulai untuk berbuat baik terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu untuk mengatakan maaf jika memang pertengkaran telah terjadi. Dengan usaha yang demikian dari suami maupun isteri, maka keharmonisan keluarga dapat diraih demi kemuliaan nama Tuhan. Haleluya!


Read more...

Harmoni Dalam Pernikahan: Perhiasaan Yang Keka

20.07 0
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. ” Matius 19:5

Memasuki pernikahan merupakan idaman bagi hampir semua manusia. Dikatakan hampir semua, karena ada sebagian kecil orang yang memang mempunyai karunia untuk hidup single seperti Rasul Paulus. Setiap orang berusaha mencari pasangannya masing-masing, membina hubungan dan saling mengenal satu sama lain, hingga pada akhirnya masuk ke jenjang pernikahan.

Membina suatu pernikahan yang indah dan harmoni merupakan idaman bagi setiap pasangan yang akan memasuki jenjang pernikahan. Apa yang ada dalam bayangan calon pengantin umumnya adalah semua hal yang indah-indah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tetapi ketika pernikahan telah disahkan dan sepasang pengantin baru mulai menjalani pernikahan mereka, maka mulailah timbul hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Masalah demi masalah pasti akan timbul dalam suatu pernikahan, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang besar. Dan seringkali suatu pertengkaran timbul disebabkan oleh masalah yang sepele, seperti menaruh barang tidak sesuai dengan keinginan sang suami atau isteri, cara menggosok gigi yang berbeda, cara tidur yang mengganggu, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masing-masing yang bisa memicu pertengkaran.

Tahun-tahun pertama, lima tahun pertama atau bahkan sepuluh tahun pertama dari suatu pernikahan bukanlah masa-masa yang mudah. Belum lagi ditambah omongan dari keluarga pasangan yang tidak menyenangkan, maka akan semakin memperumit keadaan. Kondisi pekerjaan yang kurang baik maupun kondisi keuangan yang juga kurang baik akan semakin memicu pertengkaran dalam suatu rumah tangga. Cara mendidik anak bisa juga menimbulkan perbedaaan pendapat yang juga mempunyai kemungkinan akan suatu pertengkaran dalam rumah tangga. Dan masih banyak lagi deretan kejadian-kejadian yang mempunyai potensi untuk menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga. Tidak jarang juga pertengkaran demi pertengkaran terus menumpuk tanpa penyelesaian yang berarti, hingga pada akhirnya memicu kata perceraian dalam rumah tangga yang baru dibina.


Penyebab dari semuanya itu sebenarnya sangat dipengaruhi oleh satu faktor, yaitu perbedaan latar belakang. Bukan suatu hal yang mudah untuk menyatukan dua latar belakang yang berbeda dalam satu rumah tangga. Sekian puluh tahun, mungkin 20 tahun, 30 tahun atau 40 tahun, seseorang telah hidup dalam suatu kebiasaan, kemudian harus hidup menyatu dengan pribadi lain yang juga mempunyai kebiasaannya sendiri selama puluhan tahun juga. Karakter yang keras akan lebih sulit untuk beradaptasi dengan kebiasaan pasangan yang berbeda. Bahkan ada yang telah puluhan tahun menjalani pernikahan tetapi mereka masih belum mempunyai cara untuk mencari jalan keluar jika terjadi pertengkaran.

Masalah-masalah yang terjadi dalam rumah tangga tidak dapat diselesaikan jika masing-masing mempertahankan pendapatnya. Harus ada pihak yang mengalah. Bahkan kedua pihak harus mengalah. Masalah yang terjadi dalam rumah tangga adalah salah satu cara yang Tuhan ijinkan untuk dapat memproses kehidupan masing-masing pribadi. Karakter masing-masing akan dibentuk dan diubahkan dari yang keras hingga menjadi lemah lembut. Dari yang suka marah diubahkan menjadi suka mengalah. Dari yang suka berteriak diubah menjadi ramah. Dari yang suka memukul diubah menjadi penyayang. Dari yang tidak peduli diubah menjadi peduli dan penuh perhatian. Dari yang suka mengomel diubah menjadi suka memuji.

Perlu diingat bahwa pertengkaran bukanlah suatu alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa kita tidak cocok dengan pasangan kita, sehingga memutuskan untuk bercerai. Tuhan sendiri mengatakan bahwa Dia membenci perceraian (Mal 2:16). Tidak ada kata bercerai dalam “kamus” pengikut Kristus.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Mat 19:5-6

Kunci untuk meraih harmoni dalam pernikahan adalah dengan menjaga komunikasi dan keterbukaan satu sama lain.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ambil waktu untuk mengobrol dengan pasangan kita. Bicarakan apa yang memang perlu dibahas, tentunya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran. Ceritakan apa yang telah dialami selama satu hari yang telah dijalani, entah pekerjaan di kantor, atau pekerjaan di rumah bagi isteri yang tidak bekerja. Ceritakan ide-ide yang muncul di pikiran kita dan juga rencana-rencana bagi masa depan keluarga. Bahas rencana keuangan rumah tangga, baik pemasukan maupun pengeluaran. Perlu diingat bahwa ketika kita memasuki pernikahan, Firman Tuhan mengatakan bahwa suami isteri adalah satu. Dengan demikian, tidak ada yang namanya sebagian harta ini milik suami, sebagian harta ini milik isteri. Uang dan harta kekayaan yang ada adalah milik bersama dan dikelola secara bersama-sama juga. Suami isteri bertanggung jawab secara bersama-sama atas apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka, baik keuangan, anak-anak dan lain-lainnya.

Usahakan keterbukaan dalam setiap keadaan. Jangan simpan rahasia di belakang pasangan. Keterbukaan adalah pintu menuju keharmonisan. Tidak perlu takut mengungkapkan sesuatu yang salah karena kejujuran jauh lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang ditutup-tutupi.

Pada akhirnya, usaha dari kedua belah pihak baik suami maupun isteri sangat diperlukan untuk meraih keharmonisan dalam keluarga. Tidak perlu menunggu pasangan kita yang memulai untuk berbuat baik terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu untuk mengatakan maaf jika memang pertengkaran telah terjadi. Dengan usaha yang demikian dari suami maupun isteri, maka keharmonisan keluarga dapat diraih demi kemuliaan nama Tuhan. Haleluya!


Read more...

Menjadi Isteri Yang Taat Seperti Jemaat Kepada Kristus

20.04 0
Menjadi Isteri Yang Taat Seperti Jemaat Kepada Kristus“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” Efesus 5:22-24
Saat kita menerima Yesus sebagai juruselamat kita, saat itulah kita menjadi bagian dari tubuh Kristus. Kristus sendiri adalah kepala dari jemaat yaitu semua umat percaya. Jemaat harus tunduk kepada Kristus, karena Kristus menjadi kepala jemaat yang memegang tanggung jawab kepemimpinan tertinggi. Walaupun saat ini tubuh Kristus masih terpecah-pecah dengan banyaknya denominasi dan perbedaan-perbedaan doktrin, tetapi suatu saat tubuh Kristus ini akan menjadi satu, sehingga Kristus akan datang menjemput calon mempelainya yaitu jemaat Tuhan.
Penundukan diri terhadap Tuhan sangat penting bagi jemaat, karena ketika kita tidak taat atau melawan kehendak Tuhan, maka kita sedang berada di jalan kegelapan. Tuhan juga tidak ingin jemaatNya bersikap mendua hati, karena Allah kita adalah Allah yang cemburu (Keluaran 20:5).
*courtesy of PelitaHidup.com
Gambaran antara Kristus dan jemaat inilah yang harus diterapkan pada hubungan suami dan isteri. Sikap isteri terhadap suami harus mencerminkan sikap yang diinginkan Tuhan dari jemaatnya yaitu penundukan diri.
Renungan ini merupakan renungan pilihan dari ‘Pelita Hidup Membership’. jika Anda rindu menerima renungan seperti ini setiap hari, silahkan klik disini untuk lihat info detailnya.
Penundukan diri dari seorang isteri kepada suaminya bukan berarti isteri berada pada level yang lebih rendah dari suami, tetapi lebih kepada menghormati suami sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam keluarga. Isteri tetap dipandang sejajar dengan suami karena ketika mereka dikuduskan dalam pernikahan, mereka menjadi satu dan bukan lagi dua. Ini berarti bahwa setinggi apapun kedudukan suami, demikian jugalah tingginya kedudukan isteri di hadapan Tuhan. Kita akan melihat lebih detail lagi mengenai hal ini pada renungan berikutnya.

Seorang isteri harus mengerti bahwa suami adalah imam yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memimpin keluarganya. Otoritas dari Tuhan turun langsung kepada suami dan kemudian isteri dan anak-anaknya. Hal ini tidak boleh dibalik, sebagaimana kita membalik posisi jemaat dan Kristus. Seburuk apapun kelakuan dan kebiasaan suami, dia tetap merupakan pemimpin keluarga yang telah ditunjuk oleh Tuhan, yang tetap harus dihormati dan dihargai sesuai dengan perintah Tuhan.
Tidak sedikit juga suami yang kurang memegang peranan sebagai kepala keluarga, tetapi sebaliknya isterinya-lah yang lebih dominan dalam rumah tangga. Dalam hal ini, sepandai apapun seorang isteri, posisinya tetap adalah sebagai seorang isteri, bukan pemimpin keluarga, sehingga tidak boleh mengambil alih otoritas yang telah Tuhan berikan kepada suami. Tidak ada satu hukumpun di Alkitab yang menentang hal ini.
*courtesy of PelitaHidup.com
Pada kenyataannya juga masih cukup banyak suami yang selalu melakukan kesalahan, selalu bersikap buruk, meremehkan bahkan melakukan kekerasan terhadap isterinya. Dalam keadaan seperti ini, isteri harus tetap bersikap hormat kepada suaminya dan tetap mengasihi suami. Naikkan doa bagi suami, agar Tuhan menjamah hatinya dan melunakkan hatinya sehingga dia bisa berubah.
Jemaat yang tunduk kepada Kristus akan sangat diberkati oleh Dia. Perlindungan, penghiburan, sukacita, kekuatan, kemenangan, kelepasan, kesembuhan dan masih banyak lagi yang merupakan berkat yang Tuhan sediakan bagi jemaat yang setia kepadaNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika seorang isteri mengerti posisinya terhadap suami sesuai dengan Firman Tuhan, maka berkat dari Tuhan akan mengalir seperti minyak yang dari kepala Harun mengalir turun ke jubahnya (Mazmur 133:2). Masalah apapun boleh terjadi dalam rumah tangga, tetapi isteri harus tetap mengerti posisinya sesuai dengan Fiirman Tuhan.
Lakukanlah sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, maka segala berkat sorgawi akan tercurah bagi pernikahan kita, rumah tangga kita, keluarga kita, bahkan seisi rumah diberkati, pekerjaan diberkati, keuangan diberkati dan masih banyak hal lainnya akan mengikuti kita.
Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.” 1 Petrus 3:1

Doa:

Tuhan, mampukan para isteri untuk dapat tunduk terhadap suaminya, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus. Curahkan berkatMu bagi setiap rumah tangga dan beri keharmonisan di antara mereka. Biarlah kasihMu yang mengikat mereka menjadi satu di dalam Engkau ya Yesus.

Langkah iman:

  • Mulailah hormati suami sebagai kepala yang diberikan otoritas kepemimpinan oleh Tuhan.
  • Tinggalkan kebiasaan untuk cenderung mendominasi suami.
  • Kasihi suami sebagaimana dia adanya, baik dalam kekurangan maupun kebaikannya.

Read more...

Warisan Yang Tak Ternilai

20.00 0

Warisan Yang Tak Ternilai“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Ulangan 6:4-7
Cara kita hidup dan cara kita mempengaruhi keluarga kitalah yang menjadi hal yang penting bagi orang yang hidup di dalam Tuhan. Bila cara kita hidup hanya berpusat pada diri sendiri dan melayani diri sendiri, maka mungkin kita hanya mewarisi hal-hal yang bersifat materi saja bagi keluarga maupun keturunan kita. Tetapi jika cara hidup kita berpusat pada orang lain dan untuk menolong kebutuhan orang lain, maka kita akan mewarisi suatu peninggalan yang akan lebih bersifat tak ternilai dan abadi.
Peninggalan terbesar yang bisa kita warisi adalah hidup yang berpusat pada Allah.
Dalam Perjanjian Lama, Allah memberikan perintah kepada bangsa Israel:
1. KASIHILAH TUHAN ALLAHMU
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan” Ul 6:4-6
Dengar firmanNya, perhatikan apa yang menjadi ketetapanNya. Kalau kita benar-benar mengasihi Tuhan, maka kita akan melakukan segenap perintahNya.
Dengan melakukan segenap firmanNya, maka diri kita akan memberikan teladan bagi keluarga maupun keturunan kita. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri.
2. AJARKAN BERULANG-ULANG
“haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Ul 6:7
Iman timbul dari pendengaran, pendengaran akan Firman Tuhan (Rm 10:17).
Anggota keluarga kita tidak akan mengerti ataupun tidak akan tahu mengenai firmanNya jika kita tidak pernah membicarakan dan mengajarkannya.
Ajarkan firmanNya berulang-ulang, kapan dan di mana saja kita berada. Setiap firman yang ditabur tidak akan jatuh dengan sia-sia (Yes 55:11).
Tuhan tidak hanya memerintahkan bangsa Israel untuk melakukan firmanNya pada jaman itu. Tetapi akhir-akhir ini Tuhan juga menginginkan anak-anakNya untuk melakukan hal yang sama, yaitu mengasihi Dia dengan segenap hati dan mengajarkannya pada keluarga maupun keturunan kita untuk melakukan hal yang sama.
Hal ini merupakan warisan yang tak ternilai harganya, yang abadi dari generasi ke generasi dan menyenangkan Allah hingga ke dalam kekekalan.
Lakukan firmanNya, praktekkan dalam hidup kita masing-masing. Ajarkan firman Tuhan kepada anggota keluarga kita berulang-ulang, kapan dan di mana saja kita berada.


Read more...