DEWI KEADILAN | Renungan Harian Kristen
“Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.”
Amsal 31:10-12
Apakah Anda tahu lambang ‘Keadilan dan Hukum’
(Justice and Law)? Ya, seorang Dewi yang membawa pedang terhunus ke arah bawah dan timbangan di tangan kirinya sedang matanya tertutup. Dewi ini adalah iutesia (Latin) atau Justisia yang adalah akar kata keadilan (justice dalam bahasa Inggris). Sehingga di dalam bahasa Indonesia nama Dewi ini adalah Dewi keadilan, lambang yang tak asing lagi bagi Anda yang berprofesi di bidang hukum.
Pertanyaannya mengapa “keadilan“ digambarkan sebagai seorang Dewi (seorang wanita)? Mungkin saja karena kebanyakan wanita lebih detail, teliti dan berhati lembut sehingga dapat lebih adil dan tidak berpihak dalam menimbang perkara, dengan jiwanya yang tenang dan damai dapat memutuskan dengan tepat.
Sebagai Dewi keadilan, wanita bukan dianggap bodoh tapi justru berhikmat sehingga dapat dengan tajam membedakan mana yang benar dan tidak. Inilah gambaran sempurna dari seorang wanita yang seharusnya. Dunia tanpa wanita adalah dunia tanpa keadilan dan kedamaian. Wanita seharusnya adalah penyeimbang dan penolong bagi kehidupan.
Kedamaian dan keadilan dilambangkan dengan wanita ini artinya sumber kedamaian dan keadilan ada pada wanita, jika diibaratkan sebuah negara keadilan dan hukum adalah pertahanan di dalam negerinya, sedang tentara (TNI) lebih pertahanan fisik terhadap serangan dari luar negeri.
Bagaimana dengan di rumah tangga? Pertahanan di dalam rumah tangga adalah wanita, wanita harus berhati tenang dan bijak. Rumah harus membawa ketenangan, penetralisir ketegangan di luar rumah, seperti kompetisi di pekerjaan dan di sekolah. Wanita yang bijak bisa berperan sebagai pembangun rumahnya, tapi yang bodoh berperan meruntuhkan rumah tangganya (Amsal 14:1).
Apakah ada wanita yang “sebodoh“ itu mau menghancurkan rumah tangganya? Jawaban idealnya tentu tidak. Namun kenyataannya kita bisa melihat banyak kehancuran rumah tangga yang disebabkan oleh wanita. Pernahkah Anda mendengar lelucon, bahwa pria memang kepala di rumah tangga tetapi istri adalah lehernya? Sehinggga yang mengerakkan kepala adalah leher? Ya pada kenyataannya dengan cara-cara manipulatif istri sangat pandai mempengaruhi suaminya.
Sudah seharusnya wanita/istri sebijak Dewi keadilan yaitu bukan bijak memanipulasi tetapi bijak yang adalah gabungan antara hati yang lembut, jiwa yang damai dan pikiran yang berhikmat. Sehingga wanita benar-benar berfungsi sebagai penolong, penghibur, dan pemberi semangat. Anda setuju? (DD)
Baca juga:
Questions :
1. Bagaimana sikap seorang istri yang baik menurut Anda ?
2. Apakah ada istri yang ideal seperti Dewi keadilan ?
Values :
Dalam tatanan Kerajaan Allah, fungsi istri adalah sebagai penolong yang sepadan, bukan pengatur suami.
Suami seharusnya menjadikan istri penolong dalam keluarga bukan pembantu rumah tangga.
Bacaan Setahun:
Ul. 4
Yoh. 21